Di habitat aslinya, para BP ini Kimpoi di musim basah atau musim hujan dimana secara Logika jika kimpoi di musim ini, BP bisa mengeluarkan telur di saat musim basah berakhir (biar gk kebanjiran kali ya....).
To make things short , mrk biasa kimpoi pd suhu yg lebih rendah dan mengeluarkan telur pd saat musim panas agar telur bisa mendapatkan panas yg diinginkan. Itu juga yg menjelaskan knp bagi sebagian BP, pd suhu yg lebih rendah menjelang musim kimpoi, appetite makan mrk meningkat utk persediaan tenaga pd proses kimpoi n pengeraman yg membutuhkan byk energi. Dr literatur yg gw baca, sebagian ular (termasuk BP memiliki kemampuan untuk "menahan" terjadinya pembuahan sampai mrk bisa mendapatkan suhu yg mrk anggap tepat utk mengeluarkan telur2 mrk. ck..ck ck. Yg lebih hebat lg, sebagian uler jg bisa menyeleksi sperma mana yg akan dijadikan telur (terjadi pd perkimpoian massal dimana 1 ce dikimpoi oleh byk co).
Mnrt pengamatan gw, dgn 4 musim yg dimiliki, para breeder USA sangat "diuntungkan" (blessing in disguise) krn hampir sepanjang bulan, mrk hrs menggunakan heater n pengatur suhu sehingga mrk dpt memanipulasi suhu kamar. Konsekuensinya tingkat keberhasilan breeder di US lebih tinggi dibandingkan dgn breeder indonesia yg hanya menggunakan suhu alam yg sekarang ini sering berubah-ubah. Penciptaan lingkungan yg ideal merupakan kunci keberhasilan breeding BP yg konsisten.
Gw malah punya pikiran mgkn lebih baik breeding di pegunungan yg dingin spt dieng/puncak dgn menggunakan heater & pengatur suhu hehe. Pernah ada BP yg bisa bertahan hidup pd saat pengiriman dr Afrika ke US tanpa heater dimana suhu di cargo pesawat bisa dibawah 10 derajat celcius. Pd saat pertama memelihara BP, gw hrs kehilangan BP seberat 2,5 kilo hanya krn kepanasan sehingga GW lebih condong utk bpendapat bahwa BP lbh tahan terhadap cuaca dingin ketimbang panas.
Nah kemampuan BP kemudian di manipulasi dgn rekayasa suhu kamar utk mendapatkan proses breeding yg lebih pasti sehingga utk sebagian breeder patokan bulan atau musim kimpoi tdk terlalu berpengaruh banyak.
Pd breeding BP suhu ideal yg dipergunakan utk menghasilkan tingkat keberhasilan tinggi adalah berkisar antara 72 s/d 82 F atau sekitar 22 s/d 27C dg kelembaban sekitar 60-65%. (yg bingung cara convert Fahrenheit ke Celcius bisa merujuk ke http://www.convert-me.com/en/convert/temperature) .
Kalo punya kamar khusus utk merekayasa suhu, turunkan suhu sampai sekitar 22-23 derajat celcius dimalam hari. Kalo perlu, malam “diperpanjang” dg membatasi lampu atau sinar matahari masuk ke dalam kamar. Selanjutnya , masukin BP jantan ke tempat BP betina. Pd kasus tertentu (bg BP yg msh perawan), proses perkimpoian mrpkn proses yg membuat stress sehingga kadang2 mrk mengeluarkan pup. Utk persiapan kimpoi biasanya mereka diberi makan yg cukup banyak sebelum kemudian dipuasakan sekitar 2-3 minggu.
Amati tanpa mengganggu proses kimpoi. Jika terjadi perkimpoian maka akan terjadi saling mengait antara kelamin mereka dan sperma akan disemprotkan ke betina (lock n load). Kelamin Si jantan biasanya di bawah si betina. Biarkan proses lock berlangsung. Jangan sekali-kali mencoba memisahkan mrk. Biarkan mrk bersama selama 2 atau 3 hari. Setelah 2 atau 3 hari, pisahkan mereka dg catatan proses lock sudah selesai.
Setelah pemisahan biarkan betina beristirahat. Mandikan si jantan dgn air hangat dan sabun yg mild (dove atau sabun bayi bagus ) utk menghilangkan bau si betina. Bau si betina yg menempel, kadangkala membuat si jantan tidak mau makan dan gelisah ingin kembali melakukan kimpoi.
Istirahatkan si jantan selama 3 hari dan jgn beri makan jika akan dikimpoikan lg dgn betina lain. Batasi kimpoi si jantan krn kimpoi berlebihan bisa menyebabkan mati lemas bagi si jantan... hehehehe kayak orang aja ...
Jika berhasil bertelur, bbrp breeder lebih menyukai jika telurnya byk yg menghasilkan betina dan penentuan jenis kelamin memang bisa ditentukan melalui rekayasa suhu. CMIIW, hampir semua jenis kelamin dlm telur reptile ditentukan oleh suhu. Istilah umum bagi penentuan kelamin pada jenis reptile oleh suhu dikenal dgn istilah TSD (temperature-dependent sex determination). Pd kehidupan reptile, mekanisme ini terjadi pada saat telur telah dierami atau telur telah masuk dlm lingkungan inkubator. Masa kritis yg dinamakan”thermosensitive periode” inilah yg menentukan perkembangan embrio menjadi co ato ce dikemudian hari. Walaupun begitu, ada juga sebagian reptile yg jenis kelamin dalam telur ditentukan oleh Gen dan dikenal dg istilah GSD = genotypic sex determination.
Blm ada study khusus tentang BP terkait TSD namun penelitian pd spesies crocodile, suhu rendah dan tinggi akan menghasilkan jenis kelamin betina dan suhu ditengahnya akan menghasilkan jenis kelamin jantan. Pd spesies turtle, suhu rendah akan menghasilkan jenis kelamin jantan n sebaliknya.
sumber : http://www.reptilx.com/rxforum/viewtopic.php?f=46&t=23611
Tidak ada komentar:
Posting Komentar